Amuntai (MTsN 6 HSU) – Suasana haru dan gembira perpisahan siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 6 Hulu Sungai Utara (MTsN 6 HSU) tahun ajaran 2024/2025 pada hari Rabu (21/05/25) di pendopo madrasah, mendadak diselingi momen penuh ketegangan. Kepala Madrasah (Kamad) MTsN 6 HSU, Bapak Muhammad Ridha, S.Ag., MA., secara tak terduga menguji langsung kemampuan hafalan Al-Qur’an, doa dan bacaan shalat fardhu kifayah para siswa yang akan segera meninggalkan bangku madrasah.
Ada 6 siswa-siswi yang Kamad uji dalam sambutannya yaitu Fitri Nor Susanti dengan hafalan surah Yasin, Mawarni dengan hafalan surah Al- Waqiah, Mazidatul Husna dengan hafalan surah Al-Insan, Noor Ajizah dengan hafalan surah Sajadah, Muhammad Ilhami dengan hafalan doa-doa dan M. Wildan Rasyid diuji menjadi imam shalat fardhu kifayah.
Satu per satu siswa dipanggil ke atas panggung. Ke-6 siswa ini diperintahkan untuk membaca dari awal sampai akhir dan didampingi oleh orang tua masing-masing, Kamad secara acak memberikan mikrofon kepada siswa yang diuji. Terlihat raut wajah tegang bercampur fokus dari para siswa yang maju. Semuanya berhasil membaca surah yang diuji, doa dan menjadi imam shalat fardhu kifayah dengan lancar dan lantang, memukau hadirin yang memberikan tepuk tangan riuh.
Momen ini menjadi sorotan utama dan berhasil menguji mental serta kesiapan para siswa di hadapan ratusan pasang mata orang tua, tamu dan guru yang hadir. “Ini bukan hanya sekadar tes hafalan, tetapi juga pembuktian sejauh mana mereka menyerap ilmu yang telah kami berikan, khususnya ilmu agama,” ujar Kamad. “Saya ingin memastikan bahwa bekal hafalan ini benar-benar melekat, bukan hanya untuk nilai di rapot, tapi juga untuk kehidupan mereka kelak.”
“Awalnya kaget sekali, karena tidak ada pemberitahuan akan ada tes hafalan di acara perpisahan,” ungkap M. Wildan Rasyid, salah satu siswa yang berhasil dengan sempurna. “Tapi alhamdulillah, karena memang setiap hari kami dibimbing dalam kegiatan keagamaan setiap paginya, jadi tidak terlalu panik. Ini justru jadi kenangan manis dan bukti kesungguhan kami.”
Kegiatan uji hafalan mendadak ini mendapat sambutan positif dari para orang tua. “Kami sangat mengapresiasi inovasi Kamad ini. Ini menunjukkan bahwa pendidikan di madrasah tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga penanaman nilai-nilai agama dan keberanian mental,” kata salah satu wali murid.
Meskipun menyuguhkan ketegangan, sesi uji hafalan ini justru menambah kemeriahan dan kekhidmatan acara perpisahan. Hal ini membuktikan bahwa tantangan sekecil apapun dapat menjadi pelajaran berharga dalam menguji mental dan kesiapan siswa untuk menghadapi jenjang pendidikan selanjutnya, sekaligus menjadi bekal spiritual yang kuat.
Penulis : Eka
Foto : Faizal Rizali Rahman