Amuntai (MTsN2 HSU) – Wakil Kepala Madarasah Bidang Kurikulum/ Akademik (Wakakur) MTsN 2 Hulu Sungai Utara (HSU) Khairiyanti Su’da mengatakan agar bobot soal tes tertulis menyesuaikan dengan tingkat kesulitan dan kemudahan pada jenjangnya.
“Bobot soal tes tertulis harus disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan kemudahan pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI)/ Sekolah Dasar (SD) karena akan berpengaruh terhadap hasil penilaian/ tes calon peserta didik baru untuk menentukan di terima/ lulus atau tidak,” pintanya mengkoordinasikan teknik pembuatan dan bobot soal tes Calon Penerimaan Peserta Didik Baru (CPPDB) tahun pelajaran 2025/2026, Rabu (09/04/25) di aula madrasah.
Menurutnya, tim pembuat soal harus mempertimbangkan jenis, bentuk dan jumlah soal, begitu juga ketika membuat soal bobot soal yang sulit dan mudah menunjukkan 100 persen. “Guru / tim harus bisa mempertimbangkan dan menentukan bobot yang tepat setiap item soal yang di buat,” tukasnya.
Ketua panitia PPDB Wardianor menuturkan, pelaksanaan tes tertulis calon peserta didik baru pada 14 April 2025 dengan model tes menggunakan aplikasi digital berbasis android dalam bentuk google form; bentuk/ jenis soal pilihan ganda dan calon peserta didik baru menggunakan HP. “Perhatikan bobot kesulitan sesuaikan persentasinya, bobot soal sangat berpengaruh terhadap hasil tes sebagai salah satu penentu di terima/ lulus atau tidak,” tuturnya.
Selanjutnya, calon peserta didik baru yang bermasalah dengan fasilitas HP atau sejenisnya madrasah akan memfasulitasinya.
Sementara tim penbuat soal Nprmalianti dan yang lainnya menyatakan pembuatan soal tes harus memperhatikan bobot soal karena akan mempengaruhi rata-rata nilai dan hasil yang di capai calon peserta didik baru. “Kami akan membuat soal mempertimbangkan tingkat kesulitan dan kemudahan, bobot nilai, jenis/ bentuk serta jumlah soal sesuai materi pembelajaran jenjang MI/SD,” pungkas mereka. (Rep/Ft:Salam)