Amuntai (Kemenag HSU) Kepala Kantor Kemenag HSU, Hj. Nahdiyatul Husna, mengajak masyarakat untuk bertoleransi pada semua lini, baik toleransi agama, suku, ras, etnik, maupun golongan. Sebagai daerah yang 90,9% mayoritas muslim, maka menurutnya toleransi antar golongan masyarakat, seperti antar organisasi masyakarakat, lebih memperoleh perhatian
“Karena di daerah kita 90% lebih muslim, maka toleransi antar agama Alhamdulillah tidak menjadi masalah. Namun, justru yang menjadi perhatian kita ialah toleransi antar organisasi masyarakat. Karena ormas tersebut berlatar belakang maka juga menjadi ranah Kemenag HSU,” jelasnya pada saat memberikan materi di Sosialiasi Keagamaan Pendidikan Tolerasi dan Kesadaran Keagamaan di Aula Mathla’ul Anwar Kec. Sungai Tabukan, Rabu (4/12/24).
Menurut Husna, toleransi tidak hanya tentang agama, tetapi meliputi semua bagian kehidupan. Kemenag bertugas mengayomi seluruh agama sehingga seluruh umat beragama diimbau untuk menanamkan toleransi sejak dini. Hal tersebut agar kehidupan harmonis tercipta secara berkesinambungan.
“Golongan masyarakat harus bisa menghormati satu sama lain agar bisa saling bersinergi. Tidak merasa lebih dibanding yang lain, sehingga sulit untuk menghargai. Dimana pun itu toleransi harus dijaga,” tambahnya.
Turut hadir sebagai narasumber ialah Anggota DPRD HSU H. Teddy Suryana dan Kabag Kesra Abd. Rohim. Acara dihadiri Kasi Bimas Islam dan Kasi PD Pontren Kemenag HSU, Kepala KUA, pimpinan Pondok Pesantren dan guru TPA di wilayah Kec. Sungai Tabukan.
“Toleransi bukan semata sikap tetapi prinsip untuk menghormati dan menghargai keberagaman. Karena itu, kami juga meminta tugas pondok pesantren dan TPA untuk bagaimana menanamkan toleransi kepada anak-anak melalui jalur pendidikan,” pinta Husna kepada Ponpes dan TPA.
Kabag Kesra Pemda HSU mengungkapkan bahwa sosialisasi merupakan manifestasi dari kegiatan yang ada di bagian Kesra, khususnya sub bagian pembinaan mental spritiual. “Alhamdulillah didukung oleh Komisi II DPRD HSU dan Kantor Kemenag HSU sebagai mitra kerja sehingga kita bisa menjalankan dengan baik untuk membentuk toleransi di masyarakat,” ucapnya.
Menurutnya pembinaan mental spiritual sesuatu yang sangat penting bahkan lebih penting daripada membangun secara fisik. Karena membangun mental akan berpengaruh dalam pembangunan fisik. Jika mental spiritualnya baik maka pembangunan juga akan berjalan baik.
“Perberdaan yang tidak bisa disikapi dengan bijaksana dapat menimbulkan perselisihan, apabila sikap arif yang muncul akan harmonis. Sehingga ketika ada perbedaan kita harus menyikapinya dengan bijak,” tuturnya.
Rep/Foto: Rima